Rabu, 20 Februari 2019

Alasan Medis SUFOR di berikan ke bayi

Sebagian ibu memutuskan untuk memberikan Susu formula kepada bayinya. Jangan dipandang negatif apalagi langsung dihakimi ya... Bisa saja, ia melakukannya karena memang ada kondisi darurat pada bayi.

Begitu juga bila Anda mengalaminya. Tidak perlu merasa sedih atau kecewa tidak dapat memberikan ASI pada bayi, karena bisa saja pemberian susu formula ini justru merupakan langkah yang baik dan sesuai dengan kondisi bayi Anda.

Dalam tulisan Budining di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa kondisi darurat atau alasan medis yang membuat susu formula boleh diberikan kepada bayi.

Berikut di antaranya:
1. Bayi yang berisiko hipoglikemia dengan gula darah yang tidak meningkat meskipun telah disusui dengan baik tanpa jadwal atau diberi tambahan ASI perah.

2. Bayi yang menderita maple syrup urine disease, galaktosemia, dan fenilketonuria.

3. Bayi yang secara klinis menunjukkan gejala dehidrasi seperti turgo atau tonus kurang, frekuensi urinnyya hanya di bawah 4 kali dalam sehari pada hari kedua ia baru lahir, atau air besarnya lambat keluar atau masih berupa mekonium setelah umur bayi di atas lima hari.

4. Berat bayi turun 8 hingga 10 persen terutama bila laktogenesis pada ibu lambat.

5. Bayi mengalami Hiperbilirubinemia pada hari-hari pertama ia baru lahir.

6. Kondisi lain-lain seperti bayi terpisah dari ibu atau bayi dengan kelainan kongenital yang sukar menyusu langsung akibat bibirnya sumbing ataupun mengalami kelainan genetik.

Ingat Moms, tujuan pemberian Susu Formula hanya untuk memenuhi nutrisi bayi sementara waktu. Setelah kondisi darurat atau masalah kesehatan yang dialami bayi teratasi, segeralah berikan kembali ASI pada bayi. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi hingga usianya 6 bulan.

Kapan anak butuh SUFOR

pemberian susu formula tergantung dari kondisi kecukupan ASI. Ariani mencontohkan kecukupan ASI dapat dilihat saat anak buang air.

"Kalau kurang enam bulan anak ganti pampers enam sampai delapan kali sehari, artinya pipis cukup, berat badan sesuai yang diharapkan, itu menandakan ASI cukup," kata Ariani saat diskusi bersama Forum Ngobras di KalaKopi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2017).

Begitu juga di atas enam bulan. "Pup dan pipis teratur dan cukup, serta berat badan naik sesuai yang diharapkan, maka ASI sudah cukup," kata dia.

pemberian susu formula tergantung dari kondisi kecukupan ASI. Ariani mencontohkan kecukupan ASI dapat dilihat saat anak buang air.

"Kalau kurang enam bulan anak ganti pampers enam sampai delapan kali sehari, artinya pipis cukup, berat badan sesuai yang diharapkan, itu menandakan ASI cukup," kata Ariani saat diskusi bersama Forum Ngobras di KalaKopi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 
Begitu juga di atas enam bulan. "Pup dan pipis teratur dan cukup, serta berat badan naik sesuai yang diharapkan, maka ASI sudah cukup," kata dia.bila memang harus diberikan susu formula, maka orangtua perlu memperhatikan kategori susu sesuai usia. Bila usia anak enam bulan, maka diberikan susu khusus 6-12 bulan.

Adapun yang diberikan bisa berupa susu formula biasa, karena anak kurang dari satu tahun tidak boleh mengonsumsi susu UHT dan pasteurisasi.
"Kecuali dalam keadaan khusus seperti alergi, anak bisa diberikan susu anak alergi. Tapi lebih bijak dengan susu formula biasa, dalam kondisi bila ASI tidak ada atau tidak cukup," kata dia.



Selasa, 19 Februari 2019

Bahaya MPASI dini

Seorang bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, biasanya organ pencernaannya belum sempurna. Gigi belum tumbuh, kemampuan refleks lidah untuk mengunyah juga masih sulit. Kondisi tersebut menandakan bahwa bayi belum siap menerima makanan apapun kecuali ASI. Apabila ibu memaksakan untuk pemberian makanan tambahan maka yang terjadi justru kesehatan bayi terganggu.

berikut ini beberapa bahaya MPASI sebelum 6 bulan yang harus diwaspadai

1. Sembelit

Bahaya MPASI sebelum 6 bulan yang pertama adalah terjadinya sembelit. Enzim pencernaan bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna. Baik itu enzim lipase yang bertugas mencerna lemak, enzim maltase untuk mencerna karbohidrat ataupun jenis enzim lainnya. Hal ini menyebabkan makanan yang dikonsumsi tidak bisa tercerna dengan baik. Sehingga akibatnya banyak makanan yang terolah menjadi limbah dan menumpuk dalam perut. Akibatnya bayi pun berisiko mengalami sembelit. 

2. Infeksi Makanan
Bahaya berikutnya yang mungkin terjadi bila ibu memaksakan memberi makanan tambahan untuk si kecil adalah infeksi.  Bayi berusia dibawah 6 bulan umumnya kondisi usus masih terbuka. Ini dapat menjadi pintu masuknya mikroorganisme untuk menginfeksi saluran cerna. Sehingga akibatnya bayi akan mengalami sakit. Organ usus ini akan tertutup dengan sendirinya saat usia bayi lebih dari 6 bulan.

Sebaliknya, jika bayi diberikan ASI eksklusif maka bisa membantu memberikan perlindungan terhadap usus. ASI mengandung antibodi imunoglobulin sekretorik A (sIgA) yang bertugas meningkatkan kekebalan pada organ pencernaan bayi. Dengan demikian, bayi tidak akan mudah mengalami infeksi bakteri atau patogen lainnya.

3. Rentan Sakit

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bayi berusia dibawah 6 bulan organ tubuhnya belum berfungsi optimal. Begitupun dengan sistem imun. Biasanya sistem imun bayi masih sangat lemah dalam melindungi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit. Maka itu, ibu tidak boleh sembarangan memberikan asupan makanan. Pemberian makanan yang kurang higenis untuk  si kecil justru bisa membuatnya rentan sakit, sebab sistem kekebalan tidak bisa melawan dengan baik. Apabila kondisi ini dibiarkan saja dan tidak diatasi maka bayi bisa mengalami masalah pencernaan.


4. Obesitas (Kegemukan)

Obesitas atau kegemukan juga menjadi bahaya MPASI sebelum 6 bulan. Makanan yang dikonsumsi tidak bisa dicerna dengan baik karena fungsi organ yang belum sempurna. Akibatnya proses pemecahan makanan terganggu. Sebagian besar makanan kemungkinan akan terolah menjadi lemak. Sehingga si kecil berisiko tinggi mengalami kegemukan di usia dini. Risiko ini harus diwaspadai sebab seorang bayi juga belum bisa melakukan olahraga. Jika ibu hanya memberikan makanan tambahan saja maka yang terjadi hanyalah penumpukan lemak.


5.Penyumbatan pembuluh darah (Asteriosklerosis)

Masih berhubungan dengan poin diatas, pemberian makanan pada bayi kurang dari 6 bulan memicu obesitas. Sebab lemak tidak bisa tercerna dengan baik. Hal ini juga meningkatkan risiko asteriosklerosis, yakni kondisi dimana saluran pembuluh darah arteri tersumbat oleh plak, sebagai akibat pemberian makanan berkolesterol berlebihan.

6. Pencernaan berlangsung tidak sempurna
Proses pencernaan bayi yang diberikan MPASI sebelum berusia 6 bulan cenderung tidak berjalan sempurna dikarenakan adanya pemaksaan. Pasalnya, organ cerna bayi belum siap menerima makanan padat. Jika ibu memaksakan MPASI, maka proses pemecahan makanan menjadi sari-sari juga akan terganggu. Risiko yang mungkin terjadi bayi akan mengalami sembelit, konstipasi, diare dan buang gas berkali-kali. Ibu harus tahu bahwa enzim pemecah protein, karbohidrat dan lemak pada tubuh bayi belum diproduksi secara optimal. Biasanya enzim-enzim tersebut akan berfungsi sempurna saat usia bayi 6 bulan atau lebih.

7. Diare

Bahaya MPASI sebelum 6 bulan berikutnya adalah diare. Diare merupakan kondisi dimana bayi buang air besar dengan frekuensi berlebihan dan tekstur tinja berbentuk encer. Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor, misalnya infeksi bakteri pada usus atau organ cerna belum berfungsi optimal.


8. Hipertensi

Walaupun peluangnya cukup rendah, namun tidak menutup kemungkinan bayi yang diberikan MPASI secara berlebihan sebelum waktunya akan memicu hipertensi. Hal ini bisa dikarenakan pengaruh dari pemberian makanan gurih, asin atau makanan berkolesterol tinggi.

9. Demam
Makanan tambahan yang diberikan pada bayi sebelum waktunya juga bisa membuat bayi sakit dan terserang demam. Kondisi ini terjadi tatkala ada bakteri yang ikut masuk ke dalam usus dan mengifeksinya hingga memicu peradangan. Jika sudah begitu sistem kekebalan tubuhnya akan berupaya mengeluarkan antibodi untuk perlawanan dan efeknya bayi mengalami demam. Biasanya gejala juga diikuti sakit perut.


10.Perut Kembung
Di samping nyeri perut, diare, konstipasi dan demam, bayi juga berisiko mengalami perut kembung. Kondisi ini terjadi akibat makanan yang tidak bisa diuraikan dengan sempurna. Sehingga efeknya, limbah akan menumpuk di perut dan memicu kembung.

11. Masuk Angin

Infeksi yang terjadi akibat pengonsumsian makanan yang tidak tepat pada bayi bisa menimbulkan berbagai gejala. Salah satunya masuk angin. Umumnya seorang bayi yang masuk angin akan menunjukkan tanda-tanda mudah rewel, sulit tidur, badan tampak loyo, dan nafsu makan berkurang.


12.Nafsu Makan Menurun
Ketika pankreas tidak mampu memproduksi enzim cerna secara optimal, proses penghancuran makanan juga terganggu. Makanan akan banyak diolah menjadi lemak dan tersimpan dalam perut. Efeknya bayi akan merasakan kembung. Perut terasa begah. Dengan demikian nafsu makan juga ikut menurun. Terlebih lagi jika bayi mengalami tanda-tanda lain seperti diare dan demam.

13. Gangguan tidur

Masih dalam perilah efek samping bayi terinfeksi makanan MPASI, gejala lain yang turut menghampiri adalah gangguan tidur. Infeksi yang terjadi pada usus bayi membuat kondisinya tidak normal. Badannya lemas dan kepalanya terasa pusing sehingga ia juga akan kesulitan untuk memejamkan mata. Gejala ini juga diikuti dengan keadaan bayi yang menangis terus-menerus.

14. Sindrom kematian mendadak

Bahaya pemberian MPASI sebelum 6 bulan yang paling mengkhawatirkan adalah bayi meninggal. Hal ini bisa saja terjadi karena bayi tersedak makanan. Atau mungkin makanan menumpuk dalam perutnya secara berlebihan sehingga membuat organ cernanya terganggu bahkan rusak. Yang pada akhirnya meningkatkan risiko kematian. Kasus kematian akibat bayi diberikan MPASI sebelum 6 bulan pernah beberapa kali terjadi.


Sabtu, 09 Februari 2019

Kapan mpasi di mulai

Makanan pendamping air susu ibu (MPASI) merupakan makanan yang dikenalkan dan diberikan kepada bayi usia 6 bulan setelah menjalani ASI ekslusif. 

Fungsi Makanan Pendamping ASI antara lain:
♡ mengenalkan jenis makanan baru, mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI,
♡ membentuk daya pertahanan tubuh dan perkembangan sistem imunologis terhadap makanan maupun minuman.

♡ melatih perkembangan bayi (motorik maupun emosional)

Lalu apa sih ciri umum bayi telah siap mengonsumsi MPASI? setelah search di banyak sumber ini nih ciri nya:

1. Mulai bisa meraih makanan dan memasukkan ke mulut karena telah ada koordinasi antara mata, mulut, serta tangannya.

2. Duduk sendiri tanpa bantuan, dengan kepala telah tersangga oleh tubuh dengan baik.

3. Tertarik pada makanan yang sedang Anda konsumsi.

Jangan salah ya, kalo ada salah satu ciri belum tentu loh siap MPASI Misalnya,  bayi memasukkan jarinya ke mulut, belum tentu pertanda menginginkan ASI lebih banyak dibandingkan biasanya. Bisajadi gusi bayi ngilu karena mau tumbuh gigi jd lebih nyaman kalo dia seperti itu.

MPASI sebelum 6 bulan ada bahayanya jg loh.. Jadi sabar ya kalo mau kasi MPASI.

Alasan Medis SUFOR di berikan ke bayi

Sebagian ibu memutuskan untuk memberikan Susu formula kepada bayinya. Jangan dipandang negatif apalagi langsung dihakimi ya... Bisa saja, ia...